ikanurrachma1. segi kehidupan sosial ekonomi :kehidupan manusia purba berkembang mulai mengolah makanan dengan cara bercocok tanam, hidupnya sudah mulai sedenter (menetap), mulai memelihara binatang untuk dipelihara. 2. telah menghasilkan alat alat dari batu yang lebih halus untuk memenuhi kebutuhannya. 3. mulai mengenal kepercayaan

MardhikaCahyaS massa berccok tanam meliputi zaman mesolitikum dan zaman neolitikum zaman mesolitikum sudah mengenal api, sudah kenal orang teknik membuat alat diasah bagian yang dibutuhkan, dan pikirannya sudah majuzaman neolitikumteknik membuat alatnya diasah keseluruhan, revolusi kebudayaan dari berburu ke bercocok tanam, hidup mulai menetap sedenterinsyaallah ini jawabannya 6 votes Thanks 7

Padamasa bercocok tanam, manusia telah mampu membuat peralatan yang lebih modern selain dari batu. Peralatan tersebut berasal dari A. logam B. perunggu C. tembaga D. tanah liat E. tulang hewan

Masa bercocok tanam disebut sebagai masa revolusi kebudayaan karena terjadi perubahan besar pada berbagai aspek kehidupan manusia praaksara. Perubahan besar dan sangat pesat salah satunya terjadi pada bidang kesenian. Lantas, bagaimana kesenian yang berkembang pada masa bercocok tanam? Seni suara dan seni tari Kesenian dikenal oleh masyarakat praaksara sejak zaman berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut. Saat itu, mulai berkembang seni lukis, yang dibuktikan dengan temuan lukisan-lukisan di dinding gua tempat manusia purba tinggal. Pada masa berikutnya, yakni masa bercocok tanam, kesenian mengalami perkembangan pesat dan tidak lagi terbatas pada seni lukis. Pada masa bercocok tanam, manusia mulai hidup menetap dan mampu mengolah lahan pertanian. Oleh karena kehidupannya telah menetap dan tidak perlu menghabiskan waktu untuk mencari tempat tujuan selanjutnya, manusia memiliki banyak waktu senggang yang kemudian dimanfaatkan untuk menyalurkan dan mengembangkan jiwa seninya. Pada masa panen padi atau tibanya kelompok pemburu, diduga manusia purba senang melakukan sambutan dengan upacara tarian dan nyanyian. Sayangnya, kesenian dalam bentuk nyanyian dan tarian memang sulit untuk dibuktikan keberadaannya, berbeda dengan seni rupa. Walaupun bukti yang meyakinkan tidak dapat ditemukan, kiranya dapat diduga bahwa pada masa bercocok tanam telah berkembang semacam tarian sakral yang berhubungan erat dengan kehidupan keagamaan. Tarian yang sudah tercipta diperkirakan menggunakan gerakan tangan dan kaki yang masih sangat sederhana. Bukti yang berkaitan dengan lagu atau nyanyian juga sulit ditemukan, tetapi masyarakat masa itu telah mengenal bahasa sederhana sebagai alat komunikasi, sehingga tidak mustahil bagi seni suara untuk berkembang. Seni ragam hias Selain peralatan dari batu yang telah dihaluskan, salah satu hasil budaya pada masa bercocok tanam adalah gerabah. Gerabah adalah peralatan rumah tangga seperti tempat menyimpan makanan, memasak, dan menyimpan air, yang terbuat dari tanah liat. Pada masa bercocok tanam, teknik pembuatan gerabah masih sangat sederhana. Kendati demikian, manusia purba telah mengenal pola hias yang sederhana, misalnya berupa anyaman, garis-garis sejajar, dan pola lingkaran. Pola hias yang sederhana juga ditemukan pada benda-benda yang memiliki fungsi berkaitan dengan keagamaan. Misalnya sarkofagus dan arca-arca batu yang dibuat dengan memerhatikan segi estetika. Seni kriya Mengembangkan kemampuan seni menganyam manik-manik atau batu-batu yang indah sebagai perhiasan. Selain manik-manik, manusia purba yang hidup di tepi pantai juga membuat perhiasan seperti kalung dan gelang dari kulit kerang. Di Indonesia, perhiasan karya manusia purba banyak ditemukan di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Dari temuan di Tasikmalaya, diketahui bahwa bahan-bahan gelang umumnya terdiri atas batu pilihan, seperti agat, kalsedon, dan jaspis berwarna putih, kuning, cokelat, merah, serta hijau. Referensi Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto Eds. 2008. Sejarah Nasional Indonesia I Zaman Prasejarah di Indonesia. Jakarta Balai Pustaka.

Padamasa bercocok tanam sudah dikembangkan kegiatan perekonomian yang berbasis agraris Pembahasan Soal Sejarah Mudah Tanah yang sudah dibuka, ditanami jewawut, ubi jalar, talas, dan ketela pohon. Setelah tanah dianggap kurang subur, tanah akan dibiarkan selama 10-15 tahun agar menjadi hutan kembali. Ilustrasi kehidupan masyarakat Indonesia pada masa bercocok tanam. Sumber foto masyarakat Indonesia pada masa bercocok tanam sering disebut juga sebagai masa revolusi kebudayaan karena terjadi perubahan besar pada berbagai corak kehidupan masyarakat ini beralasan karena kehidupan masyarakat Indonesia pada masa bercocok tanam mengalami perubahan baik dalam bidang ekonomi, sosial sampai bercocok tanam merupakan proses panjang dari usaha manusia prasejarah untuk memenuhi kebutuhan hidup pada periode-periode sebelumnya. Periode ini amat penting dalam sejarah perkembangan dan peradaban masyarakat, karena beberapa penemuan baru berupa penguasaan sumber-sumber alam terjadi pada masa dari buku Pengantar Antropologi, Koentjaraningkart, 2005, masa bercocok tanam dimulai sekitar tahun lalu, bersamaan dengan Zaman Neolitikum. Jenis manusia pendukung dari periode ini adalah Proto Melayu, antara lain suku Dayak, Toraja, Sasak, dan Nias. Mengenal Kehidupan Masyarakat Indonesia pada Masa Bercocok TanamKehidupan masyarakat Indonesia pada masa bercocok tanam mengalami banyak perubahan, namun satu hal yang bisa dipastikan adalah ciri-ciri dari masa bercocok tanam tersebut. Ciri-ciri masa bercocok tanam Perubahan dari food gathering ke food producing. Masyarakatnya mengenal bercocok tanam dan tinggal sudah menetap. Mengenal sistem pertukaran barang atau batu sudah diasah dan dihias. Ditemukannya kebudayaan kapak lonjong dan kapak persegi. Kehidupan masyarakat Indonesia pada masa bercocok tanam dari segi ekonomi mengalami perubahan karena telah berhasil mengolah makanan sendiri food producing. Masyarakat membuka hutan kemudian menanaminya dengan sayur dan buah untuk mencukupi kehidupan sehari-hari. Binatang buruan yang dulunya mereka tangkap mulai dipelihara dan diternak. Diperkirakan pada masa ini mereka telah mengenal sistem pertukaran barang alias dari segi sosial, mereka beralih dari kegiatan mengumpulkan makanan ke kehidupan bercocok tanam. Mereka tidak lagi berpindah-pindah tempat atau nomaden, tetapi menetap di suatu wilayah. Pemilihan tempat tinggal biasanya dipengaruhi oleh sumber air dan dekat dengan alam yang diolahnya. Karena mereka telah hidup menetap, maka akhirnya mereka hidup secara berkelompok dan membentuk perkampungan kecil. Kehidupan masa bercocok tanam dan hidup menetap ini berlangsung bersamaan dengan masa Neolitikum. Maka tak heran jika pada periode ini terjadi revolusi kebudayaan yang sangat besar dalam peradaban manusia. Ini dapat dilihat dari benda-benda peninggalannya berupa peralatan dari batu dan tulang yang telah diumpam diasah. Dari penemuan alat pemukul kayu, maka diduga pada masa bercocok tanam ini mereka sudah mengenal pakaian. Pakaiannya terbuat dari kulit kayu dan kulit binatang. Terakhir, yang menarik dari kehidupan masyarakat Indonesia pada masa bercocok tanam adalah sistem kepercayaannya. Mereka mengenal kepercayaan akan hal gaib dan orang yang meninggal akan memasuki alam lain. Berkaitan dengan kepercayaan ini, lalu muncul tradisi pendirian bangunan besar yang disebut tradisi megalitik. Secara umum, sistem kepercayaan pada masa ini dapat dibagi ke dalam dua aliran, yaitu animisme kepercayaan terhadap roh leluhur dan dinamisme kepercayaan terhadap benda gaib. DNR SekolahMenengah Atas terjawab Bagai mana kesenian yang berkembang pada masa bercocok tanam 2 Lihat jawaban Iklan Jawaban 4.3 /5 23 MardhikaCahyaS massa berccok tanam meliputi zaman mesolitikum dan zaman neolitikum zaman mesolitikum : sudah mengenal api, sudah kenal orang teknik membuat alat diasah bagian yang dibutuhkan, dan pikirannya sudah maju
- Setelah cara hidup berburu dan mengumpulkan makanan dilampaui, manusia menginjak suatu periode yang disebut masa bercocok tanam. Masa ini amat penting dalam sejarah perkembangan dan peradaban masyarakat, karena terdapat sejumlah penemuan baru berupa penguasaan sumber-sumber alam. Masyarakatnya telah hidup menetap dengan membentuk perkampungan serta mampu mengelola pertanian dan mengembangbiakkan semua wilayah di dunia mengalami periode ini, tetapi awal mula dan berlangsungnya berbeda-beda di setiap tempat, begitu pula di Kepulauan Indonesia. Lantas, bagaimana kehidupan pada masa bercocok tanam di Indonesia?Manusia pendukung Ciri-ciri manusia yang berdiam di Indonesia pada masa bercocok tanam tidak diketahui pasti, karena tidak ada temuan rangka yang cukup utuh dari periode ini. Namun, para ahli meyakini bahwa manusia yang hidup pada masa bercocok tanam di Indonesia barat mendapat pengaruh besar dari ras Mongoloid. Hal ini sesuai dengan keadaan di negeri tetangga, yakni Thailand, Vietnam, dan Malaysia, yang pada masa ini populasinya memperlihatkan ciri-ciri ras Mongoloid. Selain itu, rangka manusia Megalitik dari Bali juga menyokong pendapat itu, karena giginya menunjukkan ciri-ciri Mongoloid. Akan tetapi, keadaan di Indonesia timur berlainan, di mana manusia yang hidup di wilayahnya lebih dipengaruhi oleh unsur-unsur Australomelanesid.

ZamanNeolitikum atau bisa disebut sebagai Zaman Batu Muda merupakan fase kebudayaan yang terdapat di zaman prasejarah, dimana sudah memiliki ciri berupa unsur kebudayaan. Bangsa Melayu Austronesia ini datang ke Indonesia berbekal ilmu bercocok tanam di ladang. Jenis tanaman pertama yang mereka bawah ke Tanah Air saat itu seperti Labu air

- Masa bercocok tanam disebut sebagai masa revolusi kebudayaan karena terjadi perubahan besar pada berbagai aspek kehidupan manusia praaksara. Perubahan besar dan sangat pesat salah satunya terjadi pada bidang kesenian. Lantas, bagaimana kesenian yang berkembang pada masa bercocok tanam?Baca juga Bagaimana Bentuk Sistem Kepercayaan pada Masa Bercocok Tanam? Seni suara dan seni tari Kesenian dikenal oleh masyarakat praaksara sejak zaman berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut. Saat itu, mulai berkembang seni lukis, yang dibuktikan dengan temuan lukisan-lukisan di dinding gua tempat manusia purba tinggal. Pada masa berikutnya, yakni masa bercocok tanam, kesenian mengalami perkembangan pesat dan tidak lagi terbatas pada seni lukis. Pada masa bercocok tanam, manusia mulai hidup menetap dan mampu mengolah lahan pertanian. Oleh karena kehidupannya telah menetap dan tidak perlu menghabiskan waktu untuk mencari tempat tujuan selanjutnya, manusia memiliki banyak waktu senggang yang kemudian dimanfaatkan untuk menyalurkan dan mengembangkan jiwa seninya. Pada masa panen padi atau tibanya kelompok pemburu, diduga manusia purba senang melakukan sambutan dengan upacara tarian dan nyanyian. Sayangnya, kesenian dalam bentuk nyanyian dan tarian memang sulit untuk dibuktikan keberadaannya, berbeda dengan seni rupa. Baca juga Revolusi Kebudayaan pada Zaman Neolitikum di Indonesia
Penelitianlain menunjukkan bahwa tumbuhan yang pertama ditanam manusia dalam bercocok tanam adalah pohon ara (fig tree) yang memiliki buah banyak dan sedikit manis pada sekitar tahun 10.000 SM - 9.000 SM. Masih pada masa tersebut, barulah bergerak ke gandum dan jenis jenisnya yang tumbuh liar.
- Masa bercocok tanam lahir melalui proses panjang dari usaha manusia prasejarah dalam memenuhi kebutuhan hidup pada periode-periode sebelumnya. Periode ini amat penting dalam sejarah perkembangan dan peradaban masyarakat, karena beberapa penemuan baru berupa penguasaan sumber-sumber alam bertambah cepat. Hal ini dikarenakan kemampuan berpikir manusia prasejarah semakin terasah untuk menjawab tantangan bercocok tanam dimulai sekitar tahun lalu, bersamaan dengan Zaman Neolitikum. Kehidupan masyarakat masa bercocok tanam ditandai oleh perubahan tradisi yang semula mengumpulkan makanan food gathering menjadi menghasilkan makanan food producing.Jenis manusia pendukung dari periode ini adalah Proto Melayu, antara lain suku Dayak, Toraja, Sasak, dan Nias. Masa bercocok tanam sering disebut sebagai masa revolusi kebudayaan karena terjadi perubahan besar pada berbagai corak kehidupan masyarakat praaksara. Kehidupan pada masa bercocok tanam Kehidupan ekonomi pada masa bercocok tanam Secara ekonomi, manusia purba pada periode ini telah berhasil mengolah makanan sendiri food producing. Masyarakatnya mulai membuka hutan kemudian menanaminya dengan sayur dan buah untuk mencukupi kehidupan sehari-hari. Sementara binatang buruan yang mereka tangkap mulai dipelihara dan diternak.
. 480 334 33 482 180 16 222 117

bagaimana kesenian yang berkembang pada masa bercocok tanam